Rabu, 02 Oktober 2019

Pra Analitik Laboratorium

 
 

Pra Analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dalam tahap ini sangat menentukan kualitas sampel yang akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja berikutnya.

Tahapan Pra Analitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan
  1. Apakah identitas pasien, identitas pengirim (dokter, lab pengirim, kontraktor, dll) No. Lab, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan sudah lengkap dan jelas.
  2. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai.

b. Persiapan Pasien 
    Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan.
  1. Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal.    
  • Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum diambil darah.
  • Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara 07.00-09.002.         
      2. Menghindari obat-obatan sebelum spesimen diambil
  • Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat 24 jam sebelum pengambilan spesimen.
  • Untuk pemeriksaan dengan spesimen urin, tidak minum obat 72 jam sebelum pengambilan spesimen.
  • Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk dihentikan,harus diinformasikan kepada petugas laboratorium.
      3. Menghindari aktifitas fisik/ olahraga sebelum spesimen diambil.

      4. Memperhatikan posisi tubuh
          Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari perubahan posisi, dianjurkan pasien                    duduk tenang sekurang kurangnya 15 menit sebelum diambil darah.

      5. Memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit sepanjang hari)
          Pemeriksaan yang dipengaruhi variasi diurnal perlu diperhatikan waktu pengambilan                            darahnya, antara lain pemeriksaan ACTH, Renin, dan Aldosteron.


c. Pengambilan dan dikumpulkan secara benar, dengan memperhatikan jenis spesimen.
    Apakah spesimen dikumpulkan secara benar, dengan memperhatikan jenis spesimen.
     

d. Penanganan spesimen
  1. Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan.
  2. Apakah kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat.
  3. Apakah penangan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus.
  4. Apakah kondisi pengirimman spesimen sudah tepat.     
e. Persiapan sampel untuk analisa
  1. Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan.
  2. Apakah volume sampel sudah cukup
  3. Apakah identifikasi sampel sudah benar.
Faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
  1. Diet, makanan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan, baik langsung maupun tidak langsung. 
  2. Obat-obatan, obat obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan menyebakan terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut. 
  3. Merokok, merokok menyebabkan terjadinya perubahan capat dan lambat pada kadar zat tertentu yang diperiksa. perubahan cepat terjadi dalam 1 hari hanya dengan merokok 1-5 batang dan terlihat akibatnya berupa peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan kortisol. Ditemukan peningkatan kadar Hb pada perokok kronik. 
  4. Alkohol, konsumsi alkohol juga menyebabkan perubahan cepat dan lambat beberapa kadar analit. perubahan cepat terjadi dalam waktu 2-4 jam setelah konsumsi alkohol dan terlihat akibatnya berupa peningkatan pada kadar glukosa, laktat, asam urat,dan terjadi asidosis metabolik.
  5. Aktifitas fisik, dapat menyebabkan terjadinya pemindahan cairan tubuh antara kompartemen di dalam pembuluh darah dan intersitital, kehilangan cairan karena berkeringat dan perubahan kadar hormon. 
  6. Ketinggian, beberapa parameter pemeriksaan menunjukkan perubahan yang nyata sesuai dengan tinggi rendahnya daratan terhadap permukaan laut. Parameter tersebut adalah CRP, hematokrit, hemoglobin dan asam urat. 
  7. Demam, pada waktu demam akan terjadi: 
  • Peningkatan gula darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar insulin yang akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula darah pada tahap lebih lanjut.
  • Terjadi penurunan kadar kolesterol dan trigliserida.
  • Lebih mudah menemukan parasit malaria dam darah.
  • Lebih mudah mendapatkan biakan positif.
  • Reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan titer Widal.    
      8. Trauma, trauma dengan luka pendarahan akan menyebabkan antara lain terjadinya penurunan              kadar substrat maupun aktivitas enzim yang akan diukur, termasuk kadar hb, hematokrit dan                produksi urin.
      9. Umur, umur berpengaruh terhadap kadar dan aktivitas zat dalam darah. hitung eritrosit dan                  kadar Hb jauh lebih tinggi pada neonatus daripada dewasa. 
     10. Ras, Jumlah leukosit orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada orang kulit putih.
     11. Jenis kelamin, kadar besi serum dan kadar Hb berbeda pada wanita dan pria dewasa. 
     12. Kehamilan, bila pemeriksaan dilakukan pada pasien hamil, sewaktu interpretasi hasil perlu                 mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi             (pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat                         sampai minggu ke-35 kehamilan. 
           Volume urin akan meningkat 25% pada trimester ke 3. Selama kehamilan akan terjadi                           perubahan kadar hormon kelenjar tiroid, elektrolit, besi, dan ferritin, protein total dan                           albumin, lemak, aktivitas fosfatase alkali dan faktor koagulasi serta laju endap darah.
           Penyebab perubahan trsebutdapat disebabkan karena induksi oleh kehamilan, peningkatan                   protein transport, hemodilusi, volume tubuh yang meningkat, defisiensi relatif karena                           peningkatan kebutuhan atau peningkatan protein fase akut.



sumber: GLP (Good Laboratory Practice) Depkes R1 tahun 2008.

34 komentar:

  1. mantapp, tengkiu infonyaaa((:

    BalasHapus
  2. Makasihhh infonya, Sangat bermanfaat

    BalasHapus
  3. Bermanfaat banget infonyaa makasihh siss

    BalasHapus